Selasa, 11 Oktober 2011

7 METODE MEMPELAJARI ALKITAB

1. Mempelajari alkitab dengan kerendahan hati.

Manusia tidak akan pernah bisa menemukan Allah dengan imajinasi atau pikiran sendiri. Tapi Allah telah membuka diri-Nya kepada kita, dan kita memiliki kesempatan untuk "mengenal" Dia lebih baik jika kita mempelajari karakternya dengan sepenuh hati (Jer 29:13)

2. Melatih "berperkara" dengan Tuhan.

(Yes 1:18, Roma 14:5, Ibr 5:14). Kesalahan terbesar dalam mempelajari alkitab adalah, tidak mau bertanya atau berpikir lebih jauh. Manusia cenderung "nrimo" apa yang sudah dituliskan Allah di dalam alkitab tanpa mau memehami esensi tulisan tersebut. Dengan cara mempelajari alkitab seperti itu, kita telah menolak panggilan Allah sebagai sahabat (Yoh 15:15). Kita hanya akan bisa memahami firman Allah, ketika kita mau "berperkara" dengan Allah.

3. Membaca alkitab sebagai pernyataan karakter Allah.

Ketika kita membaca alkitab sebagai sebuah "code book" buku yang mengatur apa yang boleh dan tidak boleh, buku yang dipakai untuk menjustifikasi seluruh perbuatan kita, maka kita akan terjebak dalam "salvation by works". Alkitab seharusnya dibaca sebagai sebuah novel yang menceritakan kisah cinta Allah terhadap manusia. Setiap kali kita membaca alkitab, pertanyaan yang muncul adalah, "Tuhan yang seperti apa yang melakukan hal-hal yang tertulis disini?" Tuhan seperti apa yang tidak membiarkan seekor burung pipit jatuh tanpa sepengetahuan-Nya, tapi Tuhan yang sama memerintahkan ribuan ternak setiap tahun untuk dikorbankan? Tuhan seperti apa yang meminta kita mengasihi musuh kita, tapi Tuhan yang sama memerintahkan bangsa Israel melempari Akhan beserta seluruh keluarganya dengan batu sampai mati?

4. Membaca alkitab secara menyeluruh.

Sudah menjadi karakter khas orang Kristen membaca alkitab sepotong-sepotong. Comot ayat sana sini lalu di susun menjadi sebuah argumentasi pribadi. Marilah kita membaca alkitab secara menyeluruh, lalu kita simpulkan "siapa Allah sebenarnya" berdasarkan seluruh isi alkitab, bukan berdasarkan "book by book" atau kutipan-kutipan saja.

5. Biarkan alkitab menjelaskan dirinya sendiri.

Sering kita menggunakan terminologi kamus untuk menjelaskan istilah-istilah dalam alkitab. Metode seperti ini yang biasa dilakukan oleh manusia dan seringkali hasil terjemahan yang seperti ini tidak sesuai dengan arti yang dimaksud dalam konteks alkitab. Biarkan lah alkitab menjadi "it's own interpreter". Contoh:

    - Murka Allah: Roma 1:18-32 => Karena kebebalan manusia, Manusia atas pilihannya sendiri telah memutuskan untuk berada di luar jangkauan kasih Allah, sehingga Allah dengan sangat terpaksa menyerahkan manusia kepada keinginan hati mereka.

    - Pembalasan Allah: Yes 1:24-25 => Pembalasan Allah adalah merubah musuh menjadi sahabat. Allah melakukan pembalasan terhadap dosa, bukan terhadap orang berdosa. Pembalasan terbesar oleh Allah, adalah ketika Dia telah menyembuhkan manusia dari penyakit dosa.

    - Keadilan Allah: Maz 82:3, Yes 1:16-17, Yer 21:12, Yeh 45:9-10, Yes 30:18, Zak 7:9 => Definisi alkitab mengenai keadilan Allah adalah berbuat yang benar dalam menolong orang lain, menunjukkan belas kasihan. Keadilan Allah menurut alkitab bukan keadilan versi pengadilan dunia.

6. Meminta Yesus untuk menjadi "kaca pembesar" yang akan menjelaskan karakter Allah yang sebenarnya. 

7. Menyelaraskan "science" dengan alkitab.


Banyak dari umat Kristen yang menganggap "iman" tidak memerlukan bukti.  Banyak juga pada ahli pengetahuan menganggap alkitab sebagai buku "dongeng mistis". Tuhan adalah "the author of the bible". Tuhan yang sama telah menggariskan hukum alam. Masalahnya, alam telah jauh terdegradasi oleh prinsip dosa yang antagonis dan selfish sehingga "science" tidak akan mudah lagi dipahami jika tidak dibantu oleh Firman Allah. Jika kita bisa memahami alkitab dan "science" secara tepat, kedua hal tersebut akan selalu berjalan selaras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar